Jumat, 05 Oktober 2018

Hakikat doa (versi otak kiri)



Sudut pandang tentang doa mungkin bisa sedikit kita geser, agar tidak mudah kecewa dan putus asa.

Sebelum membahas tentang doa, saya akan membuat beberapa kesepakatan terlebih dahulu:
1. Kita sepakat bahwa setiap perintah Allah sebisa mungkin harus kita lakukan.
2. Setiap perintah yg kita kerjakan, Allah pasti akan mengganjarnya, sebagaimana yg kita imani bahwa *innallaha la yukhliful mi'ad* (Allah tdk akan pernah mengingkari janji-NYA.
3. Ganjaran tersebut berdasarkan amal yg kita lakukan, dengan kehendak Allah tentunya.

Sepakat? Pasti iya...

Baik, sekarang kita mulai membahas doa.
Doa, yg selama ini kita maknai dan kita lakukan, penafsirannya selalu kepada pengabulan sebuah doa yg kita minta, kenapa belum juga terlabul, bagaimana caranya agar cepat terkabul, perasaan ibadah kita lebih rajin dari sebelah tp kenapa keinginan sebelah cepat diijabah daripada kita, dan lain sebagainya.

Memang sepintas hal tersebut terlihat wajar dan sah-sah saja. Akan tetapi dampaknya jika belum juga terkabul adalah: 1. Suudzhon dengan ketentuan Allah. 2. Putus asa dan malas berdoa. 3. Tidak yakin dengan kekuasaan Allah dalam pengabulannya (merasa hal ini/itu tdk mungkin terkabul, dll.

Doa dari dalil _"ud'uni astajib lakum"_ terdapat kata *ud'u* yang berarti kata perintah *berdoalah atau mintalah*.

Sebagaimana yg kita sepakati di atas tentang perintah Allah, maka doa itu sendiri juga termasuk perintah-NYA yg bernilai ibadah. Jika kita melaksanakannya akan mendapat ganjaran atau pahala --bukan berarti pengabulan dari isi doa--  disisi Allah.

 jadi intinya adalah, berdoa itu ibadah, dan ada balasannya dari sisi Allah. Terkait tentang maqbul tidaknya itu perogratif Allah. Dan jika orientasi kita dalam berdoa adalah melaksanakan perintah Allah, maka semua keluhan _kenapa_ di atas tidak lagi jadi soal, karena tujuan kita berdoa adalah melaksanakan perintah Allah.
Mintalah sebanyak-banyaknya, dan se-detail mungkin sebagai bentuk keyakinan dan ketaatan kita kepada Allah. InsyaAllah itu akan membuat hati lebih tenang dan legowo...

Tp meski demikian, ya kira2 juga kalau minta, jangan minta yg aneh2, misal *pengen bisa terbang kayak burung, bisa ngilang, bisa tembus tembok, orang yg kita hutangi bisa lupa dengan hutang kita, dll*.😁😁

Sekian pendapat saya, jika keliru bisa diluruskan, dan jika ada sanggahan saya persilahkan. 🙏🙏

Senin, 27 Agustus 2018

Pedang lampu


Gemerlap lampu kendaraan kian menyilaukan
Sejauh mata memandang,
Tatapannya sinis menantang
silih berganti menghujani mata ini,
Dengan kilauan tajam yang menusuk dalam
Menyayat dan menikam retina dengan kejam,
Membangkitkan naluri lelaki yang tenang menjadi terntantang untuk melawan
Entah dengan pisau sinar terang dari kuda besi yang aku tunggangi
Atau dengan silat lidah hujatan yang tak kalah tajam.

Oh...  Lampu...

Sebenarnya ini bukan salahmu,  tapi kenapa aku tetap kesal pada dirimu...
Haruskah aku menghantammu dengan batu,
atau membiarkanmu diperalat untuk menyerangku dengan seenak jidat empu-mu
entahlah aku tak tahu,
Jika itu sudah menjadi suratanmu,
Apalah daya diriku.
Tugasku cukup belajar memahami dan memaklumi
Akan kepasrahan dan ketidak berdayaan dirimu dihadapan tuanmu
Meski untuk menyakiti pandanganku ataupun yang selain diriku.

Kamis, 16 Agustus 2018

Indonesiaku


Dirgahayu Indonesia, diusiamu yang ke 73, namamu semakin dikenal oleh dunia. Semua gerak-gerikmu hampir tidak luput dari pantauan mereka. suka cita yang kau rasakan, kesedihan dan keterpurukan yang kau derita, sejarah cemerlangmu dalam meraih kemerdekaan dari penjajahan yang cukup mencengangkan, keramahan dan toleransi gotong-royong bangsa yang menghangatkan, baik sesama pribumi maupun para kaum pendatang. Dan banyak hal lagi lainnya yang menarik untuk memperbincangkanmu.

Semoga tetap menjadi bangsa yang mandiri -paling tidak menjadi tuan tanah dengan hak milik -meski banyak investor -investor asing yang merajai. Mungkin karena arus globalisasi yang cukup kencang sehingga menyebabkanmu sedikit tertatih untuk mengimbangi, dan menyebabkanmu kurang percaya diri untuk bersaing dengan kekuatan sendiri.

Itu semua tidak apa-apa untuk saat-saat ini  karena sudah terlanjur jadi. Ke-kurang tepatan dalam mengambil kebijakan dimasa lalu semoga dapat segera diperbaiki dan menjadi pengalaman berharga untuk kedepannya.

Sekali lagi... dirgahayu Idonesiaku, selamat ulang tahun, semoga panjang umur hingga akhir nanti, dan mampu benar-benar mandiri suatu saat nanti.

#jumat 17-08-2018

Prof. DR. Ngainun Naim, M. H. I.

Sebelum saya menceritakan beberapa kanangan saya terkait dengan Prof. DR. Ngainun Naim, M. H. I, saya ingin terlebih dahulu mengucapkan &quo...