Minggu, 21 Maret 2021

Terdengar Suara tangisan perempuan saat menjelang tengah malam


Tempat tinggalku berada di desa yang tidak terlalu pelosok. Beranggapan, Kediri. Cukup ramai saat siang namun cukup sepi saat menjelang tengah malam. Tepatnya pukul 9 malam ke atas sudah banyak toko tutup dan sangat jarang orang berlalu -lalang. Sepi sunyi. 

Cerita ini terjadi sudah cukup lama, sekitar 2 atau 3 tahun lalu. Saya lupa hari dan tanggalnya namun masih teringat jelas bahwa kejadian tersebut malam hari. Sekitar diatas jam 10 malam. Suara seperti tangisan perempuan terdengar cukup jelas dan terasa cukup dekat. “Hu... Hu... Hu... “

Malam itu saya sendirian di rumah. Bapak dan ibuk ada acara di kota sebelah, baru pulang hampir tengah malam sedangkan saudara -saudaraku di pondok. Karena saya sendirian, maka saya berdiam dikamar saya. Namun sebelumnya, saya mematikan lampu -lampu yg tidak digunakan. Ruang tengah, ruang tamu dan ruangan lainnya. 

Karena saya belum mengantuk, maka saya menyalakan laptop. Disaat saya sedang asik bermain laptop, Tiba-tiba terdengar suara tangisan perempuan. Pada awalnya saya kira saya salah dengar, namun semakin lama tangisannya semakin panjang dan lama. Saya menghentikan pergerakan dan fokus memperhatikan pusat suara, darimana asalnya. Ketik itu Jantung saya berdegup dengan kencang. Fikiran sudah kemana-mana. Suaranya jelas didepan kamar. Astaghfirullah... Apa ini. Siapa yang menangis... 

Cukup lama saya diam memperhatikan sambil hati ini tidak lepas membaca istighfar, takbir, dan beberapa kalimat dzikir lainnya. Hampir lima menit lebih, suaranya masih terdengar “Hu... Huuu. Huu... “. 

kebetulan pintu kamar saya saat itu terbuka lebar namun tertutup tirai. Karena lampu ruang tengah tadi sudah saya matikan, maka tampak gelap dari kamar saya. Mata fokus memandang tirai bagian bawah, karena sumber suara seakan-akan tepat didepan tirai kamar saya. Pikiran saya sudah membayangkan berbagai jenis setan perempuan entah kuntilanak, wewe gombal atau sejenisnya yang sedang bersimpuh duduk sambil menangis. Astaghfirullah... 

Setelah hati ini cukup tenang, saya mencoba memberanikan diri untuk membuka tirai depan pintu tersebut Dengan berkat dalam hati “kalau sampai itu benar-benar setan perempuan, maka akan saya bentak dan saya suruh pergi”. Saya langsung bergegas bediri dan menuju tirai serta langsung membukanya. (Karena kalau lama- lama /slowmotion saya hawatir keberanian ini segera hilang, haha...). 

Setelah saya sampai dekat tirai dan membukanya lebar -lebar, mata saya langsung tertuju pada kucing abu -abu loreng yang sedang meringkuk tengkurap dengan suara yang menyerupai tangisan perempuan, Hu... Huuu.... Seketika itu mulut saya reflek mengucapkan Astaghfirullahalazim.... Alhamdulillah... Asem kamu cing, bikin kaget saja, ngapain kamu disitu? Tanyaku lega...😌. Kucing itu lantas memandangku sebentar dan setelah itu langsung lari pergi. 

Setelah tahu bahwa itu kucing, saya pun kembali kekamar dan bermain laptop. Selang beberapa saat karena sudah cukup mengantuk, akhirnya saya tidur dengan tenang, alhamdulillah... [Sekian].



Senin, 08 Maret 2021

4 hal yang diambil oleh Allah saat manusia sakit


Kesehatan sangat mahal harganya. Apapun itu. Kesehatan jasmani maupun rohani. Jika terjadi sebuah keabnormalan pada dua hal tersebut, pasti aktivitas seseorang akan terganggu. Seseorang tersebut tidak akan dapat menyelesaikan urusannya secara maksimal. 

Allah memerintahkan 4 malaikat untuk mengambil 4 hal dari hambanya yang beriman ketika ditimpakan sebuah ujian sakit. Adapun beberapa hal yang diambil oleh Allah dari seorang hamba pada saat dia sakit adalah sebagai berikut; Pertama adalah cahaya atau rona wajah. Setiap manusia yang memiliki nikmat kesehatan, wajahnya pasti berbinar-binar cerah. Apapun warna kulitnya, wajah manusia yang sehat senantiasa berseri-seri. Nampak segar. Berbeda ketika dia sakit. Wajah yang cerah dan segar menjadi tampak kusut dan pucat. 

Kedua adalah kekuatan. Seseorang yang keseharinnya berkebun, berolahraga, dan berbagai aktifitas gerak lainnya, baik berat ataupun ringan, saat dirinya sakit, stamina tubuh pasti berkurang. Jika prosentase kekuatan saat sehat 100%, baik secara sadar atau tidak sadar, pada saat sakit kekuatannya pasti berkurang, tergantung tingkat rasa sakit yang dirasakan. 

Kekuatan disini bukan hanya kekuatan otot saja, akan tetapi kekuatan maksimum fungsi organ tubuh. Contohnya adalah sakit gigi. Seseorang yang terserang sakit gigi, sudah dapat dipastikan bahwa kemampuannya -kekuatan fungsi gigi -mengunyah berkurang. Jika tetap dipaksakann untuk bekerja seperti saat sehat, rasa sakit tersebut pasti semakin menjadi-jadi. Contoh yang lainnya adalah penyakit -penyakit ringan lainnya yang sering kita rasakan seperti pusing, mual, kram, dan sebagainya. 

Yang ketiga adalah rasa nikmat saat makan. Apapun penyakitnya, seseorang pasti tidak memiliki selera makan yang kuat seperti saat sehat. Hal tersebut dikarenakan fungsi indra pengecap atau perasa terganggu. makanan apapun terasa hambar, bahkan makanan favoritnya pun tidak berselera walaupun sekedar memandangnya. 

Yang keempat atau terakhir adalah dosa. Rasulullah SAW bersabda yang artinya "Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, dihapuskan dengan dosa-dosanya". (HR. Muslim no. 2573).

Hal-hal yang diambil oleh Allah di atas akan dikembalikan lagi kepada manusia beriman pada saat masa ujian atau sakitnya telah selesai (sembuh) kecuali 1, yaitu dosa. Allah mengambil 4 hal saat seseorang sakit dan mengembalikanya 3 hal saat dia telah sehat atau selesai menjalankan ujiannya.

Demikianlah Allah. Melakukan segala hal dengan kehendak-NYA. Merahmati, menguji, mengampuni siapapun yang DIA kehendaki, tidak ada seorang manapun yang mampu mencegah ataupun memaksakan kehendak-NYA. 

Allah yang memerintahkan, Allah yang memudahkan. Allah yang menguji, Allah yang memberi solusi. Bahkan Allah masih memberikan kita imbalan pahala yang berlipat-lipat setelah kita mampu dengan sabar melewati dan melaksanakan Ujian serta perintah-NYA. Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah. 

Prof. DR. Ngainun Naim, M. H. I.

Sebelum saya menceritakan beberapa kanangan saya terkait dengan Prof. DR. Ngainun Naim, M. H. I, saya ingin terlebih dahulu mengucapkan &quo...