Kamis, 13 Agustus 2020

menjadi diri sendiri


Ghofar Hilman adalah salah satu presenter profesional Indonesia yang cukup idealis. Tidak mau menjadi siapapun selain menjadi dirinya sendiri. Tutur katanya yang ceplas- ceplos, kelincahannya dalam berkelit setiap menyinggung percakapan yang berunsur dewasa dan ditambah dengan wawasannya yang cukup luas, membuatnya tetap diterima dikalangannya, bahkan menjadi idola.

Kecintaannya dengan punk dan musik-musik cadas membuatnya sangat dekat dengan alkohol, tato, perempuan, dan kegelapan dunia malam. Namun meskipun demikian, hal tersebut tidak membuatnya kesulitan untuk beradaptasi dengan segala situasi. Bahkan yang membuat saya cukup kagum dan heran adalah justru dialah yang menjadi pengaruh dilingkungannya, -lingkungan baru tempat dia membawakan sebuah acara -bukan lingkungan yang mempengaruhinya.

Kaos oblong bersablon band punk dan dilapisi dengan rompi beratribut has anak punk, tidak menjadikannya tampak kontras dengan acara yang dia pandu. Kecuali kalau memang acaranya benar2 formal, dia akan menggunakan pakaian sesuai dengan instruksi panitia penyelenggara. Namun sekali lagi, tetap dengan ciri has ke -punk-annya.

Danilla Riyadi. Seorang musisi indi perempuan yang berani menunjukkan sisi -sisi terburuknya. Tanpa harus memusingkan branding image keanggunan seorang perempuan, dia bertingkah dan berkelakar sesuai dengan apa yang dia inginkan. Kata-kata kotor, tato, rokok, dan minuman keras bukan lagi sebuah aib baginya. Asalkan tidak merugikan orang lain, itu sudah cukup untuk menjadi orang baik baginya.

Pecinta musik dan penggemar kepribadiannya yang terbuka sangat banyak. Hampir setiap konser off air-nya penuh dengan muda-mudi pendengar setia. Bahkan Talkshow yang membincangkan tentang kepribadian dan kehidupan sehari -harinya pun banyak yang memberikan respon positif dan menyukainya.

Berdasarkan dari dua sosok di atas, saya menjadi teringat dengan hadits Rasulullah SAW: “idza lam tahyi, fa’mal masyikta”. Jika kamu tidak malu, maka lakukanlah sesukamu.

Dan hadits Rasulullah: “kullukum ra’in, wa kullukum mas ulun min ra’iyatihi”. Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dia pimpin. (termasuk dirinya sendiri). 

Saya sangat mengagumi keberanian mereka berdua dalam bertindak dan berprilaku sesuai dengan apa yang mereka berdua sukai. Namun saya juga takut terhadap hari akhir. Bukan berarti sok suci, namun masih belajar bagaimana cara menjalani dan menikmati hidup dengan apa adanya tanpa harus ada drama, apalagi tipudaya namun tetap dalam norma agama. Beribadah, bekerja, berpakaian, bahkan menulis tanpa harus menghiraukan pendapat orang. Semua asal hati suka dan tidak melanggar agama maka lakukan.


Selasa, 14 Juli 2020

Belajar onlineshop

https://markey.id/blog/bisnis/tempat-jual-beli-online

Online shope sudah ada sejak lama. Sudah sekitar 8 tahun yang lalu banyak teman saya yang bermain onlineshop. Berbagai kategori. Ada yang tentang makanan, elektronik, pernak –pernik, dan sebagainya. Apa saja yang layak posting, dijual.
Khoirul Anwar adalah Salah satu teman mondok saya yang berasal dari sumatera 8 tahun lalu. Dengan transferan uang saku seadanya untuk bertahan hidup selama satu bulan, dia memutar uang tersebut dengan cara berbisnis jual beli hp bekas. Melalui akun facebook, dia mengkuti hampir seluruh grup jual beli didalamnya. Terutama untuk wilayah –wilayah sekitaran pondok. Dari grup yang berjudul “jual beli hp second berkualitas, jual beli handphone murah Kediri, jual beli hp tulungagung, ”dan sebagainya.
Sistem yang digunakannya adalah tukar tambah handphone. cara yang dia gunakannya adalah mengambil seluruh uang transferan yang dikirimkan kepadanya setiap awal bulan, lalu dia ambil sebagian uang untuk kebutuhan sekitar satu minggu, lalu sisanya dia belikan handphone second berkualitas –perkiraan nilai jual kembalinya stabil –yang ditambahkan dengan handphone yang dia pegang. Setelah mendapatkan handphone yang ditargetkan, dia membelinya dan dia gunakan sekitar 2 atau 3 hari sembari memposting hp yang baru dia beli ke beberapa grup jual beli yang berbeda. Jika bulan mulai menginjak tanggal tua dan gelagat transferan dari orangtua belum tampak juga, maka dia menjual handphonenya dengan tukar tambah juga. Mencari handpone murah dengan spesifikasi dibawah handphone yang dia miliki lalu melaukan transaksi tukar tambah agar dia mendapat kembalian uang yang lebih banyak namun tetap memegang handphone.
Ada juga Reyhan. Dia adalah teman mondok saya dari Pati Jawa tengah. Usianya terpaut 5 tahun lebih muda dari saya. Jual beli yang dia geluti adalah burung kicau, seperti Murai, love bird, kenari, dan sebagainya. Harga burung –burungnya cukup fantastis menurut saya. Dia bermain burung dengan harga berkisar minimal 2,2 juta hingga puluhan juta per ekor. Orangtuanya memang pebisnis yang sukses, tapi dalam dunia perikanan. Keluarganya memiliki tambak ikan seluas 2 hektar. Karena tempat tinggalnya dekat dengan pesisir pantai, -sekitar + 1km –maka isi tambaknya pun beraneka ragam kadang kerang, kadang udang, kepiting, dan sejenisnya.
Reyhan merupakan salah satu santri yang mandiri menurut saya. Berdasarkan ceritanya, dia hampir tidak pernah meminta uang saku dari orangtuanya untuk mondok. Dia lebih memilih membawa burung –dahulu ayahnya juga suka memelihara burung –untuk bekal awal ke pondok. Adapun uang sakunya adalah dari hasil perputaran penjualan burung tersebut.
Transaksi jual belinya sangat lancar. Meski pernah beberapa kali kehilangan burung karena mati ataupun lepas dari sangkar, dia tetap mampu bertahan dengan bisnis tersebut. Pernah beberapa kali saya mendengar transaksinya melalui telepon. “ piye, wani gak jupuk kui –burung Murai –60 juta? “, “kui –burung murai –ngko jk akeh sing rebutan lk awake tawakne 85 juta”. (bagaimana, berani mengambil –membeli burung murai 60 juta apa tidak? Nanti Jika kita tawarkan –jual –dengan harga 85 juta, masih banyak yang rebutan). Dalam hati saya bergumam “ wah, gila ni bocah, transaksinya puluhan juta”. Pernah lagi dilain situasi, kebetulan saya duduk santai berbincang dengannya setelah sholat isyak. Sambil memegang handphone, dia memperlihatkan sebuah grup jual beli burung yang dia ikuti difacebook.  Disitu ada seseorang yang sedang menjual seekor anak burung love bird yang baru menetas. Dengan gambar seadanya, dia member keterangan di bawahnya, “monggo lur burungnya, kari ninggal STNK dan BPKB motor ninja 4tak”. (silahkan saudara, hanya tinggal meninggalkan STNK dan BPKB motor ninja 4tak). Dengan nada bercanda saya berkata, “ poh, gek sopo sing gelem nuku rego sak mono?”. (poh, siapa yang mau membeli dengan harga segitu?). dengan senyum tenangnya –sembari memperlihatkan beberapa orang yang komentar dan postingan –postngan lainnya –dia berkata “ yo eneklah, mek sing ngerti rego tok sing wani” (ya ada lah, hanya orang yang tau harga saja yang berani).
Beberapa hari yang lalu saya memberanikan diri untuk mencoba melakukan jual –beli online. Meski sudah sering melakukan pembelian barang melalui online, tapi baru hari itu saya melakukan penjualan online. Samsung galaxy tab 4. Saya melakukan penjualan ini sebenarnya karena terpaksa untuk melunasi hutang. Meskipun pada awalnya ada kehawatiran bagaimana cara menghadapi para calon pembeli yang menawarnya dengan asal, namun Alhamdulillah kekhawatiran tersebut tidak terlalu menakutkan seperti yang dibayangkan. Barang tersebut langsung laku dalam 2 hari. Alhamdulillah.
Cara yang saya lakukan sama persis dengan apa yang dilakukan oleh dua teman saya di atas. Mengambil gambar barang yang akan dijual  dan mempostingnya di facebook market place. Pada saat itu saya mempsting di 3 grup jual beli handphone yang berbeda. Yakni wilayah Kediri, Nganjuk, dan Tulungagung. Alhamdulillah pembelinya orang Kediri kota. Jadi tidak terlalu jauh bagi saya dan pembeli untuk bertransaksi tatap muka atau COD (cash on delivery).
Kemajuan teknologi dan pandemi COVID -19 memaksa kita untuk bersikap adaptif. Jika orang lain bisa, kita juga pasti bisa. Jangan takut mencoba. Berfikir secukupnya, bekerja dan berdoa sebanyak –banyaknya. Saya pernah membaca disebuah postingan status di facebook  yang bunyinya “ORANG YANG MAMPU BERTAHAN BUKANLAH ORANG YANG KUAT ATAUPUN CERDAS, AKAN TETAPI ORANG YANG MAMPU BERADAPTASI”.


Mungkin itu dulu dari saya, kurang lebihnya maaf dan terimakasih.

Selasa, 07 Juli 2020

Ya sudahlah (dunia)

kemarin (6 juli 2020) saya membuka akun facebook saya. Pada saat saya sedang membuka dan men-skrol laman beranda, saya menemukan status yang baru saja di upload oleh paman –yang telah menjadi teman –saya di facebook. Status beliau membahas tentang hadits di bawah ini:

اعمل للدنيك كانك تعيش ابدا, واعمل للاخرتك كانك تموت غدا
“I’mal liddunyaka ka annaka ta’isyu Abadan, wa’mal lil akhirataka ka annaka tamutu ghodan”
Berbuatlah untuk duniamu seakan –akan kamu hidup abadi, dan berbuatlah untuk duniamu seakan –akan kamu meninggal besok.

Hadits di atas beliau tafsirkan dengan pendapat yang jauh berbeda dari pemahaman saya selama ini. Beliau mengatakan bahwa makna dari “berbuatlah untuk diduniamu seakan –akan kamu hidup selama –lamanya” adalah jika tidak selesai dalam urusan hari ini, maka jangan khawatir, karena masih ada hari esok. Jangan terlalu stress dengan keruwetan permasalahan hari ini, uraikan satu –persatu. Jika tidak selesai hari ini maka dianjutkan esok hari, dan jika besok belumm bisa selesai juga maka masih ada besok lusa.

Berdasarkan dari status tersebut, saya pun mulai tersadar dan sedikit lebih memahami tentang maksud lain dari penafsiran hadits tersebut. Selama ini saya hanya mengimani tanpa memahami bagaima praktis atau empirisnya tentang penafsiran atau teori yang dijelaskan oleh guru –guru saya. Mungkin karena ketika guru saya menyampaikaan saya sedang ngantuk atau tidak konsentrasi. Tapi itu yang saya tangkap dan berusaha saya imani sebagimana yang diimani oleh banyak orang.

Karena cuku penasaran, saya pun langsung mencari beberapa pendapat yang relefan di google. Dan dari hasil penjelajahan saya, saya terhenti pada laman salah satu website –maaf saya lupa nama alamatnya –yang menceritakan pendapat dari salah seorang ulama yang bernama Syaikh Muhammad bin shalih Al –Utsaimin ra. Beliau sangat singkat dan padat dalam memberikan pendapat namun langsung membahas pada inti permasalahan. Keren.

Syaikh Muhammad bin shalih Al –Utsaimin ra mengatakan bahwa hadits di atas berstatus maudlu’ (palsu). Namun demikian, kalimat tersebut sudah lama dan masif menyebar hampir keseluruh penjuru umat muslim. Bahkan tidak jarang yang menggunakan kalimat di atas sebagai prinsip hidup.

Kalimat di atas menurut Syaikh Muhammad bin shalih Al –Utsaimin memiliki makna yang multi tafsir, kecuali kalimat kedua. Untuk kalimat kedua maknanya sudah jelas bahwa waktu kita sangat sedikit sebelum menuju akhirat. Oleh karena itu jangan sia –siakan waktumu. Bergegas dan bersungguh –sungguhlah dalam mengumpulkan bekal untuk menuju akhirat, paling tidak untuk hari ini dan saat ini juga.

Sedangkan untuk kalimat yang pertama, memiliki dua makna (tafsiran) yaitu: 1. Anjuran untuk semangat bekerja, berkarya, dan berusaha sekuat tenaga untuk menggapai cita –cita yang telah ditautkan ke tiang harapan yang sangat tinggi. karena menganggap kehidupan ini akan abadi, maka perjuangkanlah itu untuk menyongsong hari esok ataupun demi masa depan yang cerah atau untuk kenyamanan dimasa tua dan sebagainnya. 2. Anjuran untuk tdak terlalu terburu –buru dan tidak telalu mengambil pusing kegagalan hari ini karena masih ada esok hari.

Berdasarkan dari penafsiran di atas, saya menyimpulkan bahwa hadits atau kalimat mutiara diatas sangat baik jika digunakan dalam kehidupan sehari –hari berdasarkan pada penafsiran yang ke dua. Karena tidak bertentangan dengan dali –dalil anjuran ke –zuhudan terhadap dunia. Dan itulah sebenarnya hubungan hukum islam antara yang satu dengan yang lainnya saling mengisi dan saling melengkapi jika pemahaman dan penafsirannya benar.



Jumat, 26 Juni 2020

Hidup Hanya Sekali, Maka Nikmati


Pernah seuatu hari beberapa tahun yang lalu, saya merasakan sakit gigi dan sakit kepala yang amat sangat secara bersamaan. Rasanya sungguh masyaAllah luar biasa sakit. Pelipis kanan seakan –akan ditekan benda tumpul dengan sangat keras. Sedangkan gigi kanan bawah terasa cenut –cenut mau meledak yang irama pasang surut sakitnya seirama dengan tekanan aliran darah yang mengalir ke area gigi yang sakit. Nut..nut../ teng…teng..

Obat sakit gigi dan obat sakit kepala kala itu terasa hanya bersifat sebagai pereda saja, tidak mengobati, karena setelah saya menum obat, sakit yang saya rasakan tidak segera hilang hingga larut malam. Tapi alhamdulillahnya, ketika saya kesakitan, saya justru bisa tersenyum menikmati dan bergumam dalam hati “ masyaAllah, seperti ini to ternyata rasa sakit gigi dan sakit kepala”. Dalam keadaan sakit tersebut, banyak beberapa pemikiran –pemikiran yang muncul, misalnya seperti berikut : setiap rasa yang kita rasakan adalah anugerah. Rasa sakit, rasa sedih, rasa senang, rasa bangga, manis, pahit, dan sebagainya. Dengan adanya rasa –rasa tersebut, hidup jadi lebih dramatis, lebih fariatif, dan lebih menarik. Bayangkan jika tidak ada semua rasa tersebut, pasti kehidupan terasa sangat menjemukan dan membosankan.  Hambar.

Kenikmatan tidak hanya berpatok pada rasa saja, akan tetapi juga dapat berupa waktu, kesempatan, kemampuan atau potensi yang kita miliki lingkungan sekitar, keluarga, dan sebagainya. Manfaatkan semuanya semaksimal mungkin, semampu kita untuk menuju Allah SWT. Karena pada hakikatnya fungsi manusia dan jin diciptakan adalah untuk beribadah atau menyembah Allah SWT. Qs. Az-zariyat: 56

56. Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

Pengabdian kita terhadap Allah bukanlah suatu paksaan yang mengekang, akan tetapi sebaliknya. Sebuah anugerah besar yang telah diberikan kepada kita. Bagaimana tidak. Perintah Allah tersebut tidak hanya sebatas perintah saja, akan tetapi juga telah lengkap dengan berbagai fasilitas pendukung yang gratis. Selain itu pengabdian kita juga hanya sebatas kemampuan kita saja, tidak lebih. Sebagaimana bunyi Qs At-Taghabun ayat 16 dibawah ini:
(
16. Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu[1480]. dan Barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, Maka mereka Itulah orang-orang yang beruntung.
       
       [1480] Maksudnya: nafkahkanlah nafkah yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat.

Fasilitas lengkap, tugas jelas, buku pedoman atau panduan disiapkan, pengerjaannya semampunya (semaksimal diri kita), dan jika telah selesai akan mendapatkan imbalan yang sangat besar bahkan tak terbanding dengan apa yang telah kita kerjakan. maka nikmat mana lagi yang kau dustakan.

Berbagai fasilitas dan kenikmatan yang kita peroleh di dunia ini akan amat sangat disayangkan jika tidak dimanfaatkan semaksimal mungkin. Oleh karena itu QS Al –Insyirah ayat 7 telah menjelaskan trik bagaimana cara untuk eminimalisir agar kenikmatan yang telah begitu banyak diberikan tidak mubazir berlalu dengan sia-sia.

7. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain[1586],

[1586] Maksudnya: sebagian ahli tafsir menafsirkan apabila kamu (Muhammad) telah selesai berdakwah Maka beribadatlah kepada Allah; apabila kamu telah selesai mengerjakan urusan dunia Maka kerjakanlah urusan akhirat, dan ada lagi yang mengatakan: apabila telah selesai mengerjakan shalat berdoalah.

Tidak perlu tergesa –gesa akan tetapi setiap setelah menyelesaikan suatu perbuatan atau pekerjaan, kita harus segera mengerjaan sesuatu yang lain. Namun tetap melihat stamina kita, jika memang sudah tidak memungkinkan untuk melanjutkan seuah pekerjaan, kita harus istrahat, Jangan memaksakan diri. Ikuti alur kehidupan dengan segala potensi yang telah dititipkan.

Hidup sudah susah jangan ditambah susah. Entah darimana kalimat tersebut saya peroleh, namun sesekali lantunannya mengemuka timbul –tenggelam di angan –angan. Memikirkan hal –hal yang tidak perlu difikirkan dan repot mengurusi sesuatu yang bukan menjadi tanggungjawab kita adalah suatu hal yang buang –buang waktu dan tidak penting. Maksudnya bukan menjadi apatis, akan tetapi lebih kepada menghargai dan mempercayai orang lain. Tidak merasa paling bisa, paling benar. jika suatu pekerjaan bisa diselesaikan oleh satu orang, maka kita mengerjakan hal yang lain. Namun jika suatu pekerjaan membutuhkan dua orang dan yang harus mengisi kekosongan itu adalah kita maka kita baru harus mengisinya.

“Kesusu ki selak nyapo?, ra ndang ki ngenteni opo?” (tergesa gesa itu  mau ngapain ? tidak segera itu menunggu apa? ) adalah dua kalimat tanya bertentangan yang pernah diutarakan oleh ustadz Arif kepada saya dan beberapa teman seangkatan saat mengikuti kelasnya di ponpes Mbh Dul Plosokandang. Pondok mahasiswa yang dekat dengan kampus IAIN Tulungagung.

Kala itu beliau menceritakan masa –masa beliau saat mondok di Lirboyo.  Sebuah pondok yang rata-rata santrinya murni menekuni keilmuan kitap kuning. Pun juga sebuah pondok yang memiliki ribuan santri dengan berbagai usia. Dari remaja hingga dewasa, bahkan ada yang sudah menginjak kepala 3 (usia 30 tahun) lebih namun masih juga mondok di sana.

Beliau bercerita bahwa dahulu kiyainya bernah menasehati beberapa santri senior yang belum tuntas dalam menyelesaikan masa belajarnya dengan dua kalimat Tanya di atas. Adapun maksud dari kalimat Tanya yang pertama adalah jika memang masih dalam proses belajar, maka belajarlah yang tekun. Tidak usah terburu –buru ingin boyong (keluar dari pondok). Selesaikan. Semua butuh proses waktu yang tidak sebentar. Nikmati prosesnya maka Allah yang akan menentukan hasilnya. Adapun untuk maksud kalimat Tanya yang kedua adalah jangan membuang –buang waktu untuk bersantai –santai dan bermalas –malasan. Mumpung masih di pesantren, timbalah ilmu sebanyak –banyaknya. Jangan menunda –nunda. “nanti setelah ngopi saya akan mathla’ah (belajar)” namun begitu kopi sudah habis, malah disibukkan dengan kesibukan yang tidak bermanfaat lainnya.

Jadi intinya adalah, Menikmati hidup tidak sama dengan bermalas –malasan. tidak sama dengan membuang –buang waktu. tidak sama dengan hura –hura. Tidak sama dengan nongkrong sambil ghibah. Tidak sama dengan keluyuran tanpa tujuan yang jelas dan hal –hal lainnya yang kurang jelas maksud dan tujuannya. Akan tetapi lebih kepada memanfaatkan seluruh potensi yang telah kita miliki dengan semaksimal mungkin. Ikhtiar, do’a dan tawakkal. Mengalir mengikuti aliran waktu dan terbang mengikuti tiupan angin.






Jumat, 19 Juni 2020

perpisahan

Perpisahan adalah suatu istilah dan momen haru yang paling tidak saya suka. Namun apa mau dikata. Itulah kehidupan. Perpisahan sudah pasti menjadi episode terakhirnya. Misalnya adalah kemarin (kamis 18 juni 2020). Perpisahan siswa –siswi kelas 6 MI An Nidhom. Perasaan saya cukup campur aduk antara sedih dan bangga. Sedih karena harus berpisah, dan bangga karena melihat mereka beranjak dewasa dan akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Prosesi Perpisahan kelas 6 MI An Nidhom pagi ini sangat sederhana. Tanpa sound system, panggung, maupun dekorasi megah layaknya prosesi wisuda pada tahun -tahun sebelumnya. Hanya berkumpul diruang kelas. Namun momen harunya tetap terasa. Meski tak sampai meneteskan air mata, namun hati ini tetap terasa sedikit nelangsa. Ada sesuatu yang hilang dari kehidupan. Yang biasanya hampir setiap hari dapat melihat gelak tawa mereka, melihat beberapa anak yang menangis karena dijahili temannya, melihat mereka aktif dalam belajar di kelas, dan sebagainya kini tidak akan lagi dapat saya lihat.

Perpisahan ini sebenarnya hanya perpisahan fase kehidupan. Perpisahan status yang mulanya adalah guru dan murid kelas 6 MI An Nihom, kini menjadi mantan guru siswa kelas 6 angkatan 2020 dan alumni MI An Nidhom angkatan 2020. Itu saja. Jadi pada hakikatnya. Perpisahan yang terjadi adalah perpisahan atau peralihan status hubungan social saya dengan murid kelas 6 saya. Itu saja. Tidak sampai perpisahan yang berarti hakikat perpisahan, yaitu tidak dapat bertemu kembali. Perpisahan ini dapat bertemu kembali kapanpun akan tetapi dalam momen yang sama sekali tidak sama.

Momen haru perpisahan yang paling terasa adalah momen perpisahan teman –teman seangkatan. Dari jenjang sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah sampai jenjang sarjana. Setiap momen perpisahan tersebut hati saya selalu merasa sedih dan berkata “duh, saya tidak akan bisa berkumpul dengan teman –teman saya lagi”. Dan karena pada masa saya sekolah dulu handphone adalah barang mahal, langka, dan hanya dimiliki oleh beberapa orang yang berada saja, hati saya bergumam lebih kuno lagi “ wah, saya tidak akan bertemu dengan si A, si B dan yang lainnya lagi”. Momen perpisahan teman sekolah terasa seperti perpisahan yang sebenarnya, tidak akan dapat bertemu lagi untuk selama –lamanya hingga hari perhitungan nanti. (pemikiran jadulistis ortodoks yang katroistis…. Hahaha…)

Pesatnya perkembangan teknologi komunikasi saat ini telah banyak membantu orang-orang yang putus silaturrahmi karena hambatan jarak lokasi dan waktu. Meski kehadirannya memudahkan komunikasi, namun tetap tidak dapat menggantikan rasa hangat tali kasih sayang pertemuan. Meskipun demikian, Teknologi komunikasi tetap telah berjasa besar kepada saya. Karena kehadiranya-lah saya tetap dapat menjalin dan merajut lagi tali silaturrahmi dengan teman –teman saya, guru –guru saya, dan saudara –saudara saya yang jauh tempat tinggalnya.

Mungkin itu dulu yang dapat saya tuliskan. Selamat jalan anak –anakku, selamat belajar dan berjuang di sekolah –sekolah yang telah kalian pilih. Semoga apa yang kalian cita –citakan dapat tercapai. Begitu juga dengan doa –doa orangtua kalian dapat terkabul oleh Allah subhanahu wata’ala, aamiiin ya rabbal ‘aalamin

Kamis, 11 Juni 2020

youtuber


Youtuber, vlogger, influenser, konten creator, stand up comedian, mc, dan beberapa yang sejenis lainnya adalah Pekerjaan yang sangat baru dan tidak pernah terpikirkan atau bahkan dicita-citakan oleh manusia generasi 80’, 90’, sampai 2000 an. Menjadi pegawai pabrik, pilot, dokter, nahkoda, polisi, dan tantara menjadi pekerjaan impian orangtua -orangtua pada generasi itu untuk anaknya. Meskipun sampai saat ini masih ada yang bercita -cita demikian termasuk pengetik tulisan ini.

Jess No Limit dan Frost Diamond adalah dua contoh konten creator atau youtuber Indonesia yang cukup sukses. Dengan mengusung konten game online, mereka berdua berhasil meraup puluhan juta subscriber. 15,3 juta subs untuk Jess No Limit, dan 11 juta subs untuk Frost Diamond. Adapun estimasi pendapatan adsense mereka perbulan adalah 6,4 Miliyar untuk jess no limit dan 8,3 Miliyar untuk frost diamod. Wow, fantastis.

Ada lagi contoh youtuber lainnya adalah Tan Boy Kun dan Farida Nurhan. Berawal dari kegemaran mereka tentang kuliner dan traveling, mereka juga berhasil merubahnya menjadi salah satu sumber pendapatan yang luar biasa dari youtube. 4,14 miliyar untuk Tan Boy Kun dan 1,07 miliyar untuk Farida Nurhan. Adapun jumlah subscriber mereka saat ini adalah 8,4 juta untuk Tanboy Kun dan 2,4 juta subs untuk Farida

Pernah kakak saya meng-endorse Farida nurhan pada saat jumlah subscribernya masih 1 juta dan jumlah followers instagramnya masih sekitar 700 ribuan. Kala itu kakak saya bernegosiasi untuk mempromosikan produk dagangannya -“mushroom chips” (jamur tiram goreng) -melalui akun Instagram Farida Nurhan, setelah menemukan kesepakatan, akhirnya kakak saya memutuskan untuk mengendosenya dalam bentuk instastory. Tawaran harga layanannya yang paling murah. Dengan durasi video 1 menit dan masa penayangan yang hanya 24 jam, kakak saya harus membayarnya dengan harga 1 juta rupiah. Sebenarnya agak mahal untuk sebuah home industry yang masih merintis. Namun harga tersebut cukup pantas untuk sebuah promosi produk kakak saya yang alhamdulillah saat ini jumlah produksi dan omsetnya cukup meningkat. Meskipun tidak hanya melalui itu, namun jalur itu sangat membantu. 1 tahun yang lalu hanya bisa memproduksi 1000 pcs dalam 1 bulan, kini kakak saya mampu memproduksi 5000 pcs dalam 4 hari pada bulan ini (juni 2020).

Menjadi youtuber tidak terbatas pada usia. Tua maupun muda bisa menjadi youtuber. Kalua mau. Bahkan anak -anak sekalipun. Kontennya pun bebas selain hobi -hobi di atas, bisa juga tentang kehidupan sehari -hari seperti Kiflyf, dan Jerome Polin untuk youtuber dewasa, Lifia Niala, dan Hanna Callista untuk youtuber anak -anak.

Berawal dari hobi menjadi rejeki. Itu komentar saya terhadap pencapaian mereka. Dengan hanya bermain game online yang direkam saat bermain, makan -makan, bermain -main dan kemudian di upload ke channel youtube mereka, mereka berhasil mendapatkan penghasilah yang super fantastis.

Mungkin ini dulu tulisan saya hari ini…

Prof. DR. Ngainun Naim, M. H. I.

Sebelum saya menceritakan beberapa kanangan saya terkait dengan Prof. DR. Ngainun Naim, M. H. I, saya ingin terlebih dahulu mengucapkan &quo...