Selasa, 14 Juli 2020

Belajar onlineshop

https://markey.id/blog/bisnis/tempat-jual-beli-online

Online shope sudah ada sejak lama. Sudah sekitar 8 tahun yang lalu banyak teman saya yang bermain onlineshop. Berbagai kategori. Ada yang tentang makanan, elektronik, pernak –pernik, dan sebagainya. Apa saja yang layak posting, dijual.
Khoirul Anwar adalah Salah satu teman mondok saya yang berasal dari sumatera 8 tahun lalu. Dengan transferan uang saku seadanya untuk bertahan hidup selama satu bulan, dia memutar uang tersebut dengan cara berbisnis jual beli hp bekas. Melalui akun facebook, dia mengkuti hampir seluruh grup jual beli didalamnya. Terutama untuk wilayah –wilayah sekitaran pondok. Dari grup yang berjudul “jual beli hp second berkualitas, jual beli handphone murah Kediri, jual beli hp tulungagung, ”dan sebagainya.
Sistem yang digunakannya adalah tukar tambah handphone. cara yang dia gunakannya adalah mengambil seluruh uang transferan yang dikirimkan kepadanya setiap awal bulan, lalu dia ambil sebagian uang untuk kebutuhan sekitar satu minggu, lalu sisanya dia belikan handphone second berkualitas –perkiraan nilai jual kembalinya stabil –yang ditambahkan dengan handphone yang dia pegang. Setelah mendapatkan handphone yang ditargetkan, dia membelinya dan dia gunakan sekitar 2 atau 3 hari sembari memposting hp yang baru dia beli ke beberapa grup jual beli yang berbeda. Jika bulan mulai menginjak tanggal tua dan gelagat transferan dari orangtua belum tampak juga, maka dia menjual handphonenya dengan tukar tambah juga. Mencari handpone murah dengan spesifikasi dibawah handphone yang dia miliki lalu melaukan transaksi tukar tambah agar dia mendapat kembalian uang yang lebih banyak namun tetap memegang handphone.
Ada juga Reyhan. Dia adalah teman mondok saya dari Pati Jawa tengah. Usianya terpaut 5 tahun lebih muda dari saya. Jual beli yang dia geluti adalah burung kicau, seperti Murai, love bird, kenari, dan sebagainya. Harga burung –burungnya cukup fantastis menurut saya. Dia bermain burung dengan harga berkisar minimal 2,2 juta hingga puluhan juta per ekor. Orangtuanya memang pebisnis yang sukses, tapi dalam dunia perikanan. Keluarganya memiliki tambak ikan seluas 2 hektar. Karena tempat tinggalnya dekat dengan pesisir pantai, -sekitar + 1km –maka isi tambaknya pun beraneka ragam kadang kerang, kadang udang, kepiting, dan sejenisnya.
Reyhan merupakan salah satu santri yang mandiri menurut saya. Berdasarkan ceritanya, dia hampir tidak pernah meminta uang saku dari orangtuanya untuk mondok. Dia lebih memilih membawa burung –dahulu ayahnya juga suka memelihara burung –untuk bekal awal ke pondok. Adapun uang sakunya adalah dari hasil perputaran penjualan burung tersebut.
Transaksi jual belinya sangat lancar. Meski pernah beberapa kali kehilangan burung karena mati ataupun lepas dari sangkar, dia tetap mampu bertahan dengan bisnis tersebut. Pernah beberapa kali saya mendengar transaksinya melalui telepon. “ piye, wani gak jupuk kui –burung Murai –60 juta? “, “kui –burung murai –ngko jk akeh sing rebutan lk awake tawakne 85 juta”. (bagaimana, berani mengambil –membeli burung murai 60 juta apa tidak? Nanti Jika kita tawarkan –jual –dengan harga 85 juta, masih banyak yang rebutan). Dalam hati saya bergumam “ wah, gila ni bocah, transaksinya puluhan juta”. Pernah lagi dilain situasi, kebetulan saya duduk santai berbincang dengannya setelah sholat isyak. Sambil memegang handphone, dia memperlihatkan sebuah grup jual beli burung yang dia ikuti difacebook.  Disitu ada seseorang yang sedang menjual seekor anak burung love bird yang baru menetas. Dengan gambar seadanya, dia member keterangan di bawahnya, “monggo lur burungnya, kari ninggal STNK dan BPKB motor ninja 4tak”. (silahkan saudara, hanya tinggal meninggalkan STNK dan BPKB motor ninja 4tak). Dengan nada bercanda saya berkata, “ poh, gek sopo sing gelem nuku rego sak mono?”. (poh, siapa yang mau membeli dengan harga segitu?). dengan senyum tenangnya –sembari memperlihatkan beberapa orang yang komentar dan postingan –postngan lainnya –dia berkata “ yo eneklah, mek sing ngerti rego tok sing wani” (ya ada lah, hanya orang yang tau harga saja yang berani).
Beberapa hari yang lalu saya memberanikan diri untuk mencoba melakukan jual –beli online. Meski sudah sering melakukan pembelian barang melalui online, tapi baru hari itu saya melakukan penjualan online. Samsung galaxy tab 4. Saya melakukan penjualan ini sebenarnya karena terpaksa untuk melunasi hutang. Meskipun pada awalnya ada kehawatiran bagaimana cara menghadapi para calon pembeli yang menawarnya dengan asal, namun Alhamdulillah kekhawatiran tersebut tidak terlalu menakutkan seperti yang dibayangkan. Barang tersebut langsung laku dalam 2 hari. Alhamdulillah.
Cara yang saya lakukan sama persis dengan apa yang dilakukan oleh dua teman saya di atas. Mengambil gambar barang yang akan dijual  dan mempostingnya di facebook market place. Pada saat itu saya mempsting di 3 grup jual beli handphone yang berbeda. Yakni wilayah Kediri, Nganjuk, dan Tulungagung. Alhamdulillah pembelinya orang Kediri kota. Jadi tidak terlalu jauh bagi saya dan pembeli untuk bertransaksi tatap muka atau COD (cash on delivery).
Kemajuan teknologi dan pandemi COVID -19 memaksa kita untuk bersikap adaptif. Jika orang lain bisa, kita juga pasti bisa. Jangan takut mencoba. Berfikir secukupnya, bekerja dan berdoa sebanyak –banyaknya. Saya pernah membaca disebuah postingan status di facebook  yang bunyinya “ORANG YANG MAMPU BERTAHAN BUKANLAH ORANG YANG KUAT ATAUPUN CERDAS, AKAN TETAPI ORANG YANG MAMPU BERADAPTASI”.


Mungkin itu dulu dari saya, kurang lebihnya maaf dan terimakasih.

Selasa, 07 Juli 2020

Ya sudahlah (dunia)

kemarin (6 juli 2020) saya membuka akun facebook saya. Pada saat saya sedang membuka dan men-skrol laman beranda, saya menemukan status yang baru saja di upload oleh paman –yang telah menjadi teman –saya di facebook. Status beliau membahas tentang hadits di bawah ini:

اعمل للدنيك كانك تعيش ابدا, واعمل للاخرتك كانك تموت غدا
“I’mal liddunyaka ka annaka ta’isyu Abadan, wa’mal lil akhirataka ka annaka tamutu ghodan”
Berbuatlah untuk duniamu seakan –akan kamu hidup abadi, dan berbuatlah untuk duniamu seakan –akan kamu meninggal besok.

Hadits di atas beliau tafsirkan dengan pendapat yang jauh berbeda dari pemahaman saya selama ini. Beliau mengatakan bahwa makna dari “berbuatlah untuk diduniamu seakan –akan kamu hidup selama –lamanya” adalah jika tidak selesai dalam urusan hari ini, maka jangan khawatir, karena masih ada hari esok. Jangan terlalu stress dengan keruwetan permasalahan hari ini, uraikan satu –persatu. Jika tidak selesai hari ini maka dianjutkan esok hari, dan jika besok belumm bisa selesai juga maka masih ada besok lusa.

Berdasarkan dari status tersebut, saya pun mulai tersadar dan sedikit lebih memahami tentang maksud lain dari penafsiran hadits tersebut. Selama ini saya hanya mengimani tanpa memahami bagaima praktis atau empirisnya tentang penafsiran atau teori yang dijelaskan oleh guru –guru saya. Mungkin karena ketika guru saya menyampaikaan saya sedang ngantuk atau tidak konsentrasi. Tapi itu yang saya tangkap dan berusaha saya imani sebagimana yang diimani oleh banyak orang.

Karena cuku penasaran, saya pun langsung mencari beberapa pendapat yang relefan di google. Dan dari hasil penjelajahan saya, saya terhenti pada laman salah satu website –maaf saya lupa nama alamatnya –yang menceritakan pendapat dari salah seorang ulama yang bernama Syaikh Muhammad bin shalih Al –Utsaimin ra. Beliau sangat singkat dan padat dalam memberikan pendapat namun langsung membahas pada inti permasalahan. Keren.

Syaikh Muhammad bin shalih Al –Utsaimin ra mengatakan bahwa hadits di atas berstatus maudlu’ (palsu). Namun demikian, kalimat tersebut sudah lama dan masif menyebar hampir keseluruh penjuru umat muslim. Bahkan tidak jarang yang menggunakan kalimat di atas sebagai prinsip hidup.

Kalimat di atas menurut Syaikh Muhammad bin shalih Al –Utsaimin memiliki makna yang multi tafsir, kecuali kalimat kedua. Untuk kalimat kedua maknanya sudah jelas bahwa waktu kita sangat sedikit sebelum menuju akhirat. Oleh karena itu jangan sia –siakan waktumu. Bergegas dan bersungguh –sungguhlah dalam mengumpulkan bekal untuk menuju akhirat, paling tidak untuk hari ini dan saat ini juga.

Sedangkan untuk kalimat yang pertama, memiliki dua makna (tafsiran) yaitu: 1. Anjuran untuk semangat bekerja, berkarya, dan berusaha sekuat tenaga untuk menggapai cita –cita yang telah ditautkan ke tiang harapan yang sangat tinggi. karena menganggap kehidupan ini akan abadi, maka perjuangkanlah itu untuk menyongsong hari esok ataupun demi masa depan yang cerah atau untuk kenyamanan dimasa tua dan sebagainnya. 2. Anjuran untuk tdak terlalu terburu –buru dan tidak telalu mengambil pusing kegagalan hari ini karena masih ada esok hari.

Berdasarkan dari penafsiran di atas, saya menyimpulkan bahwa hadits atau kalimat mutiara diatas sangat baik jika digunakan dalam kehidupan sehari –hari berdasarkan pada penafsiran yang ke dua. Karena tidak bertentangan dengan dali –dalil anjuran ke –zuhudan terhadap dunia. Dan itulah sebenarnya hubungan hukum islam antara yang satu dengan yang lainnya saling mengisi dan saling melengkapi jika pemahaman dan penafsirannya benar.



Prof. DR. Ngainun Naim, M. H. I.

Sebelum saya menceritakan beberapa kanangan saya terkait dengan Prof. DR. Ngainun Naim, M. H. I, saya ingin terlebih dahulu mengucapkan &quo...