Kamis, 25 Februari 2021

Antologi menggugah minat untuk menulis lagi

 


SPK tulungagung berdiri pada bulan Juli tahun 2020 lalu, “menurut ketua SPK tulungagung (SPKTA), Thoriqul Aziz”. Pada mulanya SPK ini hanya sebatas grup literasi atau pelatihan menulis saja, namun melihat antusias peserta dan semangat pembina yang menggelora untuk berbagi ilmu dan pengalaman dalam dunia kepenulisan, maka dengan berjalannya waktu, terbentuklah sebuah komunitas SPK cabang Tulungagung.

Sejak saya menjadi anggota grup ini, kalau dihitung mungkin hanya sekitar 10 tulisan yang sudah saya setorkan, itupun tulisan ringan, tidak ada format apapun dalam menulisnya, hanya judul dan isi. Sudah.

Pada awalnya saya cukup berusaha untuk konsisten menyetor tulisan wajib pada hari jumat. Namun setelah beberapa kali setor, lambat laun menjadi terhutang (namun masih sempat nyaur). Kemudian karena saking banyaknya yang terhutang, saya keberatan untuk melunasi, dan akhirnya saya memutuskan untuk melakukan pemutihan suatu saat kalau sempat dan ingin menulis lagi. Hehe... maaf

Pada saat saya cukup aktif menulis setoran wajib, ada ide menarik yg ditawarkan oleh grup SPKTA pada waktu itu, yaitu mencetak tulisan para anggota SPKTA -dengan tanpa ketentuan -menjadi antologi. Tulisan mana yang paling menarik menurut penulis, disetorkan kepada panitia penyusunan, dan kemudian dipilih serta diperbaiki tata bahasanya oleh editor. jika semua sudah terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah membuat layout , mendisain sampul, mencari endorsmet, mendaftarkan ISBN, kemudian pada akhirnya menerbitkan  dan mengedarkan. 

Saya yakin bahwa dalam proses pencetakan tidak semudah seperti yg saya utarakan di atas. Banyak kendala-kendala besar yg dihadapi oleh para penggerak grup dalam penyusunannya. Baik dari rekan -rekan panitia maupun pembina (Dr, Ngainun Naim, M. H. I).

Puji syukur saya panjatkan kepada ALLAH SWT yg telah memudahkan segala urusan kita dan senantiasa menjaga himmah (keinginan dan kegigihan) para penggerak SPKTA dalam melestarikan literasi di Indonesia. Tak lupa pula saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada para penggerak SPKTA, terlebih kepada bapak Ngainun Naim yang telah rela meluangkan waktu, fikiran dan tenaganya untuk mewujudkan tercetaknya buku antologi “MEMBUMIKAN LITERASI” meskipun harus mencari-cari waktu luang ditengah kesibukannya. Semoga amal kalian tercatat menjadi sebuah amal jariah. mampu mencetak penulis -penulis baru yang InsyaAllah salah satu dari para penulis tersebut, karyanya mampu mengubah atau paling tidak menjadi poros peradaban dimasa mendatang seperti penulis-penulis terkenal dimasa lalu. Meskipun mereka telah tiada berabad-abad lalu, namun pemikiran-pemikiran nya masih tetap segar dan menjadi poros peradaban saat ini.

Pada awalnya saya tidak terlalu berharap lebih bahwa ide membuat antologi tersebut akan terealisasi. Mungkin karena saya belum pernah membuat karya tulis apapun kecuali tugas kuliah, jadi agak berat untuk membayangkan membuat atau ikut terlibat dalam sebuah antologi. Selain itu saya juga belum cukup percaya diri jika tulisan saya go public.

Berdasarkan dari rasa pesimis tersebut, saya jadi tidak terlalu berharap lebih. Yang lalu biar berlalu. Angan-angan biar menjadi angan-angan. Namun akhirnya saya tidak menyangka bahwa buku antologi tersebut benar-benar berhasil terbit, bahkan ber ISBN, subhanallah.  

Sebenarnya sebelum buku antologi ini terbit, ada beberapa ide pembukuan menulis lainnya di grup SPKTA yang menjadikan saya melupakan ide menulis antologi yg pertama karena sudah cukup lama berlalu dan saya juga lama berhutang tulisan, jadi hanya sebatas menjadi pemirsa. Bahkan tulisan apa saja yg pernah saya kirim pun lupa judulnya, hehe... 

Namun tanpa disangka dan dinyana, di dalam buku antologi MEMBUMIKAN LITERASI yang telah berhasil terbit tersebut, ternyata ada tulisan saya di dalamnya. bahkan tulisan pertama. (karena penyusunannya berdasarkan alphabet nama penulis). Alhamdulillah.

Di dalam daftar isi buku antologi "MEMBUMIKAN LITERASI" tersebut, saya menjadi penulis nomor satu atau pertama. (karena nama saya berawalan A). Secara tidak langsung nama saya pasti menjadi nama penulis yang pertama kali dilihat dalam daftar isi, baik sengaja ataupun tidak. Setelah itu baru nama-nama penulis lainnya. hehe...

Semoga buku antologi ini menjadi titik awal saya untuk istiqomah menulis. Mencoba memberdayakan diri melalui tulisan dan mencoba berkontribusi untuk agama dan negara melalui tulisan. Aamiin... Terimakasih semuanya, sahabat pena kita Tulungagung, wabil khusus khusus bapak Ngainun Naim. Salam. 

Prof. DR. Ngainun Naim, M. H. I.

Sebelum saya menceritakan beberapa kanangan saya terkait dengan Prof. DR. Ngainun Naim, M. H. I, saya ingin terlebih dahulu mengucapkan &quo...